Views: 84

Potensi Bekicot “Escargot Van Java” untuk Mencegah dan Menurunkan Stunting di Indonesia

Escargot merupakan salah satu menu pembuka atau appetizer yang terkenal di Perancis yang biasanya dihidangkan dalam jamuan khusus atau istimewa. Siput yang umum disajikan sebagai hidangan escargot banyak berasal dari genus Helix seperti Helix aspersa dan Helix pomatia, namun ada juga yang berasal dari genus Achatina seperti Achatina fulica dan Achatina achatina. Siput genus Achatina berasal dari Afrika yang kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Siput yang berasal dari genus Achatina inilah yang biasa dikenal dengan nama bekicot di Indonesia. Spesies Achatina fulica merupakan bekicot yang paling banyak ditemui dan dikonsumsi di Indonesia. Daging bekicot bahkan menjadi salah satu kuliner legendaris dan disukai dari Kediri yaitu sate bekicot. Daging bekicot memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama protein, asam amino, dan mineral mikronya.

Data USDA menunjukkan bahwa 100 gram becikot mentah mengandung energi 90 kkal, protein 16,1 gram, lemak 1,4 gram (PUFA 0,252 gram, MUFA 0,259 gram),  karbohidrat 2 gram, kalsium (Ca) 10 mg, zat besi (Fe) 3,5 mg, magnesium(Mg)  250 mg, fosfor  (P) 272 mg, seng (zn) 1 mg, selenium  (Se) 27,4 mcg, tembaga (Cu)  0,4 mg, vitamin B-12 0,5 mcg, dan vitamin A 30 mcg. Sementara itu, Tabel Komposisi Pangan Indonesia, Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa setiap 100 gram daging bekicot dendeng mentah mengandung 441 kkal energi, 48,7 gram protein, 20,3 gram lemak, 15,8 gram karbohidrat, 692 mg kalsium, 523 mg fosfor, dan 16,6 mg besi. Kandungan proteinnya 2,5 lebih tinggi dari daging ayam  dan daging sapi, 3 kali lebih tinggi dari ikan mas, dan 4 kali lebih tinggi dari telur ayam.  

Kandungan protein, asam lemak lemak esensial dan mineral mikro yang tinggi inilah yang membuat bekicot perlu mendapat perhatian lebih sebagai pangan alternatif untuk mencegah dan menurunkan stunting. Selain dalam bentuk segar seperti sate bekicot atau olahan lainnya, bekicot juga dapat diolah menjadi tepung bekicot. Tepung bekicot dapat diolah menjadi beragam makanan seperti biskuit, egg roll, gyoza, dan makanan lainnya yang disukai.  

Studi yang dilakukan Mahmudiono dkk pada tahun 2017 menunjukkan bahwa suplementasi biskuit bekicot selama 30 hari berpengaruh terhadap pertumbuhan linear anak balita gizi kurang dan buruk di kawasan kumuh Surabaya.  Kandungan gizi dari biskuit bekicot per 100 gram tersebut adalah energi 684 kkal, dan seng 1,55 mg. Selain itu, kandungan proteinnya dua kali lipat dari kandungan biskuit kelapa komersil. Hasil studi tersebut memperlihatkan bahwa pengembangan biskuit bekicot dapat menjadi pangan alternatif perbaikan pertumbuhan linear terutama pada balita yang gizi kurang dan gizi buruk. Namun demikian, studi intervensi yang dilakukan studi ini masih sangat pendek yaitu 30 hari. Oleh karena itu, hasil ini merupakan hasil awal yang masih perlu dukungan hasil penelitian lain terutama dengan durasi intervensi yang panjang seperti 90 hari sesuai dengan anjuran pemerintah dalam pemberian makan tambahan.

Penulis:
Rian Diana dan Alifah Nurria Nastiti
Penulis adalah Pengurus DPD YAMMI Jawa Timur yang berasal dari Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Sumber:

  1. Kementerian Kesehatan Republik indonesia. 2018. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta. Kementerian kesehatan RI
  2. Mahmudiono T, Firginingtyas Z, Rachmah Q. 2017. Thirty Days Snail Biscuit Supplementation Improved Height-for-age Z-score (HAZ) of Malnourished Children in Slum Surabaya. Amerta Nutrition Vol 1 (1): 31-37.
  3. USDA FoodData Central. Mullusks, snail, raw. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/167744/nutrients (diakses pada 18 Januari 2022)

Views: 84

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Views: 84