Stunting di Indonesia
Saat ini Indonesia menghadapi triple bunden of malnutrition. Salah satu permasalahan gizinya adalah stunting pada balita. Stunting pada balita merupakan masalah gizi kronik yang disebabkan banyak faktor, salah satunya kurangnya asupan zat gizi pada balita. Berdasarkan Riskesdas Th 2018 Prevalensi stunting pada balita di Indonesia sebesar 30.8% dan mengalami penurunan pada tahun 2021 hasil dari SSGI yaitu sebesar 24.4%. pemerintah telah menargetkan penurunan stunting menjadi 14% tahun 2024, sehingga diperlukan upaya dalam pencegahan stunting.
Bihun Berbahan Dasar Tepung Tulang IKan Patin
Bihun sudah dikenal oleh hampir seluruh rakyat Indonesia karena harganya yang ekonomis, mudah didapat, mudah diolah dan memiliki rasa yang enak dengan tekstur yang lembut setelah dimasak sehingga dapat dikonsumsi oleh semua golongan umur termasuk anak usia 12-24 bulan.
Bihun merupakan bahan pangan sumber karbohidrat dan energi, tetapi rendah kalsium dan fosfor). Kalsium dan fosfor merupakan komponen penting dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Kekurangan kalsium dan fosfor dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Selain susu dan suplemen, kalsium dan fosfor dapat ditemukan didalam tulang ikan. Salah satu pangan lokal di kabupaten Kampar adalah ikan patin. Ikan patin merupakan salah satu ikan tawar ekonomis yang telah umum dibudidayakan (Kordi, 2012). Saat ini pengolahan tulang ikan masih belum optimal sehingga menjadi limbah. Tulang ikan patin dapat dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung sebagai bahan pangan sumber kalsium dan fosfor, kemudian diolah menjadi bihun. Anak usia 12-24 bulan memerlukan MP-ASI padat gizi karena pada usia ini 1/3 kebutuhan anak usia 12-24 bulan dipenuhi dari ASI sedangkan sisa nya harus dipenuhi dari MP-ASI.
Kandungan Zat Gizi Tepung tulang ikan patin
Hasil analisis proksimat pada tepung tulang ikan patin diperoleh kadar abu 64.23%, kadar protein 20.39% dan kadar karbohidrat 8.35%. Sedangkan kadar air tepung tulang ikan patin 6.79% dan memiliki kadar lemak yang rendah yaitu 3.36%. Hasil analisis mineral, tepung tulang ikan patin mengandung tinggi kalsium dan fosfor yaitu kalsium 1002.00 mg/100g dan fosfor 12.8 mg/100g.
Kandungan Zat Gizi Sup Bihun dari Tepung Tulang IKan Patin
Kandungan zat gizi pada bihun biasa dan bihun dengan formulasi tepung tulang ikan patin dapat dilihat pada tabel 2 yaitu sebagai berikut:
Tabel 2 Nilai Gizi Sup Bihun Tanpa Penambahan dan Sup Bihun dengan Penambahan Tepung Tulang Ikan Patin 4%

nilai zat gizi makro berupa energi, protein, lemak, karbohidrat dan zat gizi mikro berupa kalsium dan fosfor pada sup bihun meningkat setelah ditambahkan tepung tulang ikan patin sebanyak 4%. Peningkatan zat gizi terbanyak adalah kalsium. Kalsium meningkat sebanyak 30 mg yaitu dari 52.1 mg menjadi 82.1 mg.
Penulis:
Besti Verawati, S.Gz, M.Si
Prodi Sarjana Gizi Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Views: 55